Karena Suatu Hari Kita Akan Kembali


Assalamu'alaikum wr.wb

Selamat pagi ^^
Selamat hari Minggu, semoga menjadi hari yang sangat indah :)

Wah, kemarin buatku adalah hari yang sangat indah. Berlipat-lipat puji syukurku sama Allah yang udah kasih aku begitu hebat anugerah dari-Nya kemarin :DD
Jadi ceritanya kemarin itu aku ikut sosialisasi IPB di SMA 11 bareng sama Eka sama Lana dan guru BK. Hal pertama: Ternyata kita dapet imbalan uang transport! Lumayan banget, loh 20.000 rupiah seorang :D Wuaaaww, subhanallah pagi-pagi udah dapet rejeki :DD Udah gitu masih dikasih snack (iyalah!) dan kita juga langsung dapet "undangan" dari IPB untuk mendaftarkan diri jadi peminat masuk IPB jalur undangan, xixixi..

Terus kita balik lagi ke sekolah dan ternyata hasil TPM putaran ke dua kemarin udah keluar! Waktu aku terima laporannya, subhanallah lagi ternyata nilaiku naik dibanding sama TPM putaran pertama kemarin. Walau begitu, nilai bahasa Indonesia nya turun. Asumsinya, turun karena kunci jawabannya banyak yang salah ==" benci, deh kalo udah kayak gini. Tapi aku cukup bersyukur dengan apa yang diterima kemarin. Semoga yang ke tiga nanti maju terus sampe UNAS :)

Tapi aku nggak sanggup berbahagia segitunya dan merasa belum pantas untuk berbahagia. Nggak tega lihat temen-temen yang langsung pada down pas tau nilai mereka turun, bahkan ada yang nangis. Aku juga nggak tau musti ngapain, takut salah, sih... Pengen kasih motivasi tapi takutnya dia tersinggung, kalo diem aja juga kayaknya kok, jahat banget gitu, lho.. jadi serba salah, deh. Akhirnya aku ngajak ngobrol yang diluar konteks "itu", yah biar dia sedikit terhibur jugalaah :)

Jadi, pelajaran kemarin adalah jangan lupa bersyukur setiap hari, apapun yang terjadi hari itu. Kita, tu sepatutnya bersyukur dan bukan menyesalinya. Menyesal boleh asalkan sadar alasan kita menyesal itu apa dan punya kemauan untuk segera membenahinya.
Dan... lihat juga di sekeliling kita, sebahagia apapun tapi kalau yang lain sedih pasti ikut sedih dan saat itulah kita ditugaskan untuk menghibur mereka yang sedih :)

Tapi ada sebuah pelajaran yang lebih penting yang aku petik dari hari kemarin dan hari ini.
Pasti semua udah tau, Indonesia kembali diguncang berita duka. Salah satu pemuda kita, politisi kita, Adjie Massaid meninggal dunia kemarin. Ini nggak lama setelah kabar meninggalnya maestro kita, Elfa Secioria dan dua-duanya meninggal karena serangan jantung.
Dan mengejutkan lagi, baru aja aku baca di tempointeraktif.com kalo bapaknya Joshua Suherman meninggal, kemarin juga jam 5 sore :(
Ya, Allah.. salah dua dari sekian banyak orang yang meninggal hari itu :(

Yang aku pikirin, betapa sulitnya yang ditinggalkan itu, apalagi kalau anaknya masih kecil-kecil, maksudnya masih harus dalam pengasuhan orangtuanya. Aku agak mbrambangi waktu lihat liputannya Adjie Massaid, teringat akan sesuatu.

Teman, kita semua pun harus sadar, kapan pun, dimana pun, entah kita lagi ngapain, suatu saat kita pasti dipanggil lagi sama Dia. Yang namanya jodoh, rejeki, lahir, dan mati itu semua Dia yang menentukan dan kita nggak tau kapan datangnya.

Meninggal. Beruntungnya, om Adjie meninggal secara sangat terhormat. Belum lama, kan beliau diangkat jadi manajernya tim U-23 yang notabene mau tanding pra-olimpiade.
Itulah, sebuah pelajaran berharga yang aku ambil. Jangan menyia-nyiakan hidup selagi kita bisa, sebelum semuanya terlambat.
Hooyaaa, jangan lupa bersyukur juga karena sampai hari ini kita masih dikasih hidup yang artinya kita harus terus melakukan sesuatu yang berharga dan bermanfaat, apapun itu :)
Kita juga harus sabar menghadapi semuanya, termasuk sebuah kehilangan, terutama kehilangan orang-orang yang kita sayangi. Jangan menyesal kehilangan mereka, karena kita pun akan pergi juga kesana. Live must go on, guys!

Comments

Popular posts from this blog

Guruku "tersayang" wkwkwk...

[Apresiasi Buku] Korean Cool: Di Balik Drama Reply 1988 sampai SMTown Paris 2012

Gadis Rantau #2: Antara Tempat Tidur dan Kamar Mandi