Posts

Showing posts from 2014

Ekspektasi Tinggi Itu Nggak Baik (Part 2: Review Film Bulan Desember 2014)

Supernova KPBJ: "Kapan kelarnya, sih?" Yah, sekiranya itu pernyataan paling berkesan dari mulutku pas nonton Supernova KPBJ. Langsung aja, deh... menurutku film adaptasi dari mahakarya novel Dee Lestari ini nyaris gagal! Kecewa abis. Sedih. Kasihan sama Ibu Suri Dee. Bete! Well, sebenernya sejak teaser movie Supernova ini rilis aku udah pesimis. Waktu itu bahkan belum dibocorin siapa aja pemainnya, tapi aku udah pesimis. Bayangin, dong.. buat yang udah baca novelnya, sih.. Novel Supernova itu ceritanya nggak main-main lho. Daya imajinasi dan logika kita harus jalan bebarengan dan yang pasti imajinasi setiap pembaca akan beda-beda sesuai dengan perspektif pemikirannya walaupun cerita yang dibaca sama. Pasti akan sangat sulit divisualisasikan, apalagi untuk bagian Akar dan Partikel. Ah, Akar masih realistis. Partikel itu udah berangan-angan banget. Kalau Supernova versi film bakal dibikin seutuhnya sampe seri ke-6, entah seperti apa visualisasinya. Diriku pesimis. Pesimis

Ekspektasi Tinggi Itu Nggak Baik (Part 1: Review Film Bulan Desember 2014)

Selamat malam, semesta! Nggak terasa udah di penghujung 2014, ya? Waktu memang luar biasa tak kenal kecepatan, begitu saja melesat. Kayaknya baru kemarin aku KKN di Ciamis. Ah, yang jelas tahun ini aku mengalami hal-hal yang menarik dan seru dan yang pasti banyak pelajaran di dalamnya :) Satu hal yang akhirnya sekarang jadi kebiasaanku mulai tahun 2014 ini adalah aku jadi makin rajin nonton film, baik itu di bioskop maupun film beli, nonton sendiri di laptop. Hobi nonton film sebenernya udah aku geluti sejak SMA, tapi aku termasuk nggak terlalu sering nonton di bioskop. Nah, baru di tahun 2014 ini aku jadi sering banget nonton di bioskop. Sebulan bisa sampe tiga kali nonton, muahahahahhaaa :D Gimana nggak sering? Ketika tarif film di bioskop-bioskop sudah menginjak kepala '3' sampe '5', di Jatinangor tarif tiketnya masih Rp20ribu! Yah, walopun studionya standar tapi setidaknya bioskop 21 yang ada di Jatos adalah salah satu pelipur lara paling manjur buat kami anak-a

Ayah, Mengapa Semester Tujuhku Berbeda?

"Udah semester berapa, mbak?" tanya salah seorang kerabat ayahku dalam sebuah silaturahmi lebaran tahun 2014. "Semester tujuh, Bu," jawabku sembari tersenyum. "Ooh, udah mau selesai, dong, ya? Udah nyusun skripsi," tanggap kerabat ayahku itu. Seketika keramahanku menciut. How could I explain to you, ma'am? Heuff. *** Jatinangor, 18 Desember 2014 Selamat tinggal semester tujuh! Hari ini adalah hari terakhir UAS dalam masa perkuliahanku di kuliah S1 ini. Semester depan aku dan teman-teman hanya akan menghadapi sidang, sidang, dan sidang. Akhirnya semua ini selesai!!!  Orang-orang pasti berpikir kalau seorang mahasiswa program sarjana alias S1 sudah memasuki semester tujuh artinya ia sudah di penghujung waktu kuliahnya. Orang pasti berpikir bahwa di masa itu mereka sudah menginjak tingkat akhir dan sudah menyusun segala keperluan skripsinya. Well, itu hanya pemikiran umum. Tapi semester tujuhku di sini berbeda. Apa beda

Kenapa Aku Memilih untuk Memilih

Pemilihan Presiden atau Pilpres tinggal dua hari lagi, lusa, dan untuk periode ini kita memang dihadapkan pada kondisi yang benar-benar berbeda dari pemilu sebelumnya. Kali ini hanya ada dua calon pemimpin yang akan kita pilih nantinya dengan karakter yang teramat berbeda keduanya. Di satu sisi kita butuh ketegasan, di sisi lain kita membutuhkan hal yang baru. Hal ini jelas menimbulkan dilema di antara kita, terutama pemilih muda dan pemilih pemula yang pada awal-awal deklarasi capres-cawapres mereka memilih untuk tidak akna memilih lantaran tidak ada yang dirasa baik untuk memimpin negeri ini. Akupun awalnya begitu. Awalnya kecewa dengan pencapresan sosok nomor satu DKI Jakarta itu dan kaget bukan kepalang dengan pencapresan salah satu perwira TNI itu. Ada ketakutan dalam benak apabila negeri ini dipimpin oleh mereka, ada pula rasa tidak percaya kepada mereka. Tidak ada satupun dari mereka yang cocok dengan kriteria pemimpin negeri menurutku. Aku pun berpikiran untuk tidak ak

Memahami Dua Satu

Image
Selamat pagi... Selamat pagi, dua puluh satu Dua puluh satu itu kalau dalam bahasa Inggris sebutannya adalah twenty one Hampir sama bunyinya dengan to anyone Mungkin itu maknanya dua puluh satu, harus semakin peduli dengan sesama, harus semakin peduli dengan sekitar, dan selalu bersedia turun tangan untuk siapapun yang butuh bantuan Sekarang dua puluh satu Ada sebuah pertanyaan melingkari otakku Hal-hal apa yang sudah kuperbuat untuk diriku dan orang lain? Apakah hal-hal itu bermanfaat? Sebermanfaat apa aku selama ini, hingga di dua puluh satu ini? Apakah aku sudah memberikan hal-hal yang patut dibanggakan? Sekarang dua puluh satu Empat angka setelah tujuh belas Tujuh belas yang dianggap sebagai angka kedewasaan Lantas dua puluh satu artinya lebih dewasa lagi Sudahkah itu ada dalam diriku? Sekarang dua puluh satu Mungkin belum banyak yang sudah diperbuat Namun, hari ini aku masih diberi kesempatan untuk meneruskan hidup Entah besok usa

Untuk Pagi

Image
Duhai pagi... Tak bisakah kau datang lebih lama? Segan aku menyambutmu, pagi.. Aku ingin berlama-lama dengan malam. Malam kini tak membuatku tenang Malam kini seolah hanya menjadi persinggahan waktu sesaat Kemudian berganti pagi dan harus jalani lagi semuanya Malam kini menjadi sebuah pertaruhan: istirahat atau kerja lagi Duhai pagi... Janganlah kau datang dulu Aku takut menyambutmu, segan, dan enggan Duhai pagi... Tak bisakah kau buatku tenang? .arifina007.

Buat yang Lagi Bosan

Image
Bukankah hidup ada perhentian Tak harus kencang terus berlari -Sang Penghibur, PADI Jenuh lagi. Bosan lagi. Malas lagi. This is April, mid semester, sepertiga tahun 2014. Sudah bosan? Seriously... ini yang sedang dialami oleh hampir semua teman-temanku di sini, di Jatinangor. Sedikit cerita, waktu itu aku pergi liputan ke Bandung sama tiga orang temenku dari siang. Usai liputan, kami sama sekali ogah untuk kembali ke Jatinangor. Alasannya simpel: Jatinangor bikin bete, selalu inget tugas kuliah yang nggak ada habisnya dan lama-lama nggak berperikemanusiaai, Jatinangor bikin sedih. Akhirnya, kami sedikit habiskan malam di Bandung. Lirik itu, lirik di atas seketika menjadi penenang pikiran ini. Ketika hati dan pikiran beranggapan kalo hidup ini nggak ada habisnya, adaaaa aja kerjaan yang datang menghampiri. Gugur satu tumbuh sejuta kerjaan, begitu seterusnya. Kerjaan yang nggak mau ditinggal dan inginnya segera diselesaikan itu seolah nggak memberikan kesempatan

Memang Harus Turun Tangan, Bung!

Image
Aku rindu menulis, di sini. Dua bulan, ya nggak ada tulisan? Baiklah. Sekarang aku mau nulis tentang sebuah pelajaran penting buat kita semua PARA PEMUDA INDONESIA YANG SANGAT HEBAT DAN MEMBANGGAKAN. Aku gedein semua hurufnya supaya semua bergetar hatinya, supaya kita sadar bahwa Indonesia (sesungguhnya) memiliki jutaan pemuda yang luar biasa cerdas dan tentu akan memberikan perubahan baik buat Indonesia. Kita tau, tahun 2014 ini adalah tahun politiknya Indonesia. Kita sudah melalui satu tahap pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang bakal duduk di kursi panas DPRD, DPD, dan DPR RI sana. Akibatnya setiap hari kita dihujani berita soal geliat politik parpol dan para tokoh politik. Kita sering dihujani berita-berita yang cukup menyulut emosi. Contohnya aja banyaknya pandangan sinis kepada Jokowi sejak Bu Mega mengumumkan bahwa Jokowi bakal dimajukan jadi capres dari PDIP. Dari situ muncul banyak tulisan tentang Jokowi dan buat mereka yang sinis mungkin berpikir bahwa

New Life, New Story

Image
Assalamu'alaikum wr.wb Selamat pagi Jogja yang sedang putih hari ini :) Pagi-pagi tadi pas bangun subuh rumah udah agak heboh karena berita meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur. Setelah browsing ternyata letusannya terjadi jam 22.49 dan katanya dentumannya kedengeran sampai Jogja. Wew, sebenernya aku belum tidur waktu itu, tapi mungkin karena udah ngantuk jadi pendengarannya nggak peka jadinya nggak kedengeran dentumannya. Suasana pagi yang biasanya cerah hari ini tak sama. Jam 6 pagi tadi masih gelap gulita kayak jam 4 subuh, jam 6.30 langit warnanya oranye. Lalu aku lihat balkon atas yang ada di belakang rumah dan ternyata sekeliling udah berwarna putih, kayak dihujani salju. Hujan abu, kawan. Hari ini hujan abu, sama seperti waktu letusan Gunung Merapi tahun 2010 lalu. Tapi yang kali ini hujan abunya lebih lebat sehingga abu yang menumpuk pun lebih tebal. Penasaran dengan kondisi kompleks rumah, aku pun coba jalan-jalan keluar pakai jaket jas hujan dan masker, nggak lupa