Imajination edisi 2

Yap!! AKhirnya kelar jugag edisi 2 nya...
Enjoy it!!

=================================

Kampung aHebAt
(edisi 2)

Hari yang cerah untuk jiwa yang sepi (Gila!! PeterPan banget!!)

Di rumah Nona Fifi sedang lengang. Ada apakah gerangan? Biasanya rame. Anak-anak Sapinya, Xabi Alonso, yang jumlahnya 14 biasanya bikin kerusuhan di rumah, tapi kali ini sepiiii banget. Kenapa, sih?

“ Nem… Inem… sini bentar.” Nona Fifi yang sedang asyik dengan novel barunya, memanggil Painem yang aslinya adalah Victoria Adam. Bagaimana dia bisa jadi pembantunya Nona Fifi?

Jadi gini ceritanya. Waktu itu, hujan deras. Tiba-tiba ada suara bel berbunyi. Nona Fifi membukanya. Setelah itu ia kaget kalo itu adalah Victoria Adam yang katanya, sih isterinya David Beckham. Victoria datang dengan membawa koper besar. Nona Fifi mempersilakannya masuk. Dia heran, kenapa bisa ampe kedampar di rumahnya? Lalu ia telepon Nona Fina.

“ Fin… Itu,kok ada si Victoria Adam nyasar ke rumahku ya?? Bukannya dia harusnya tinggal sama David? “ tanyanya.

“Oh… gini,lho… Sekarang yang ada di sampingnya David tuh, bukan Victoria tapi.. Aming. Victoria hilang ingatan gitu, deh…” jawab Nona Fina.

“ Tapi dia bawa koper besar. Isinya apa,ya?”

“ Nggak tau, buka aja. Eh, jangan sampe dia inget ama David yah… gawat kalo dia inget!! Bisa berontak dia. Dunia bakalan ancur gara-gara Aming sama Victoria jambak-jambakan.” Saran Nona Fina.

“ Oh,,oke. Trus sekarang aku musti ngapain, dund??”

“ Jadiin pembantu ajah!! Kasih nama siapa gitu, jangan Victoria, kebagusan.”

“ Oh, oke!! Thanks yaph…”

Telepon ditutup. Nona Fifi segera beranjak dan menghampiri Victoria.

“ Eh, namamu siapa, sih?” Tanya Nona Fifi.

“ Ha? Nama? Siapa?” Victoria layaknya orang kebingungan. Ia melongo.

“ Iya, nama kamu siapa? Iin tas gede juga isinya apa, sih?” Tanya Nona Fifi lagi.

“ Namaku siapa, ya? Lupa, hehehee.. Oh,ini.. ini isinya kacamata kuda, mBak. Mau beli? mBak, saya boleh ndak tinggal disini, saya ndak punya rumah e…” kata Victoria memelas.

“ Boleh aja, tapi nama kamu siapa dulu?? Ngapain juga bawa-bawa kacamata kuda?”

“ Saya, kan suka koleksia kacamata, makanya sekarang saya lagi cari kacamata kuda yang bagus, tapi kok nggak ada ya dari sebanyak ini. mBak, kasih nama buat saya dong…”

“ Ya, ampuun.. kacamata kuda dua koper begitu nggak ada yang bagus? Ck..ck.. Ya, udah… kalo gitu aku kasih kamu namanya… Mmmm.. yang bagus apa ya?” Nona Fifi berpikir. Ia memilih nama yang bagus untuk dia selain Victoria. Tiba-tiba tersirat dalam pikirannya sebuah nama, PAINEM. Ia menggumam Painem… Painem…

“ Apa, mBak? Painem? Kok namanya keren, to? Bagus, mBak… Saya mau!!” kata Victoria. Nona Fifi kaget. Tapi Victoria sudah setuju, mau apa lagi?

“ Ya, udah Painem. Kamu boleh tinggal disini tapi kamu jadi pembantu aku,ya… beres-beres rumah dan sebagainya.” Kata Nona Fifi dan Painem pun mengangguk. Sejak saat itulah ia menjadi pembatunya Nona Fifi.

Kembali ke topic utama…

“ Nem… Ling-Ling sama anak-anaknya sapiku pada kemana yap??” Tanya Nona Fifi kepada Painem yang sedang membersihkan aquarium piranhanya.

“ Lha ya saya ndak tau, Non. Tapi setau saya tadi Ling-Ling ke rumahnya Nona Fina, mau ketemu Lu Lan katanya. Kalo anak-anak saya ndak tau.”

“ Oh, pantesan sepi.” Jawab Nona Fifi, pendek. Lalu ia melanjutkan membacanya.

“ Non, Si Alex tadi pergi lho…” kata Painem. Nona Fifi menghentikan membacanya.

“ Bukannya harusnya dia nguras danau disana, ya?” Nona Fifi heran. Alex Curran, pembantunya yang setipe dengan Painem, tugasnya memang menguras danau yang ada di pinggir kampung. Walaupun mustahil tapi bagi Alex adalah Mustajab *ha? Apaan tuh?* Alex suka dengan itu. Kalo Painem, sih kerjaannya selalu nggak beres. Alex sama Painem memang rajin, tapi rajin nonton tipi. Sukanya nonton infoainment sama sinetron-sinetron yang di Indosiar itu, yang ada dangdutannya sama ada silumannya. Kalo udah nonton itu berdua, wuuuiiihh.. heboh dah tuh rumah!!

“ Saya ndak tau mBak. Eh, jam berapa ini? Ya, ampuuun.. udah jam sebelas! Aduh, kemaren udah kelewatan episode dua, sekarang telat!!” Painem tiba-tiba histeris.

“ Kenapa, Nem?” Tanya Nona Fifi.

“ Nonton Siluman Burung Hantu di Indosiar. Ntar ya, mBak saya mau nonton.” Tuh, kan… aquarium piranhanya aja belom kelar udah nonton Siluman Burung Hantu, alah…alah…

Penghuni rumah disini unik-unik. Ada Alex sama Painem yang hobi nonton sinetron-sinetron di Indosiar, ada sapinya Xabi Alonso yang bikin Paguyuban Banci untuk Hewan (nanti diceritakan), ada anak-anak sapinya yang berjumlah empat belas, selang-seling cowok-cewek, ada satu lagi si Ling-Ling alias Xie Xingfang yang mulai kerja setelah piala Uber berlangsung. Kerjaannya benerin genteng rumahnya Nona Fifi gara-gara tuh genteng sering bolong, sering pecah gara-gara anak-anaknya Sapi Xabi yang hiperaktif banget. Karena Ling-Ling tinggi, makanya dia tugasnya benerin genteng.

Nah, dua minggu yang lalu ada satu lagi ngelamar jadi sopir di rumahnya Nona Fifi, Andew Smith. Tapi si Smith cuman sok-sok bisa nyetir aje. Buktinya waktu di tes, Smith disuruh ngeluarin mobil dari garasi, awalnya sukses tapi begitu masukin mobil, aduuuh… tuh mobil penyok semua!! Tiga mobilnya Nona Fifi pun akhirnya masuk bengkel servis mobil. Semua ini gara-gara Smith. Nona Fifi nolak dia, tapi Smith masih menawarkan diri lagi, kali ini sebagai tukang masak. O, yeah!! Dites lagi dunk!!

Masakan yang dia bikin adalah Omelet Tahu Ayam Panggang. Nah, lo… gimana tuh bikinnya? Ngakunya belajar dari Fu Haifeng, so mustinya yahuud. Tapi begitu di coba….

“ HOOOEEEEEKKKK!!!! Apa-apaan ini?? “ Nona Fifi malah muntah-muntah.

“ Kenapa Nona?” Tanya Smith, sok lugu. Ternyata Omelet Tahu Ayam Panggang yang dia bikin rasanya ancuuurr banget. Kalo menurut resep, garemnya setengah sendok teh, mericanya seperempat sendok teh, saos sambelnya satu sendok the. Tapi Smith salah!! Masukin garemnya malah masukin gula halus, dua sendok pula!! Mericanya dua sendok makan, dan saosnya dua sendok makan juga. Apa enggak mual, tuh?? Iiih, jijay!!

Nona Fifi menolak lagi. Tapi Smith minta lagi. Sekarang menawarkan diri sebagai tukang kebun. Nona Fifi udah nyerah. Nggak yakin akan kemampuan berkebunnya Smith. Tapi akhirnya dia tes si Smith lagi. Nona Fifi saat itu meninggalkan nya pergi. Jam empat sore Nona Fifi pulang dan terkejut!!

“ O My Gosh!!! Kok keren banget gini?? Wawawawaw….” Nona Fifi sampai terpana melihatnya. DIsana ada Smith yang menyilangkan tangannya di depan dada, sok hebat gitu, deh…

Apakah kalian yakin hasilnya oke??

“ Smith.. ini kamu semua yang ngelakuin? “ Nona Fifi mencoba meyakinkan. Smith mengangguk. Nona Fifi tidak percaya akan hal ini. Ia masih melongo dan terpana.

“ HEH!! KURANG AJAR LOE!! KAMU NGERUSAK SEMUANYA TAU NGGAK??? INI TANEMAN MAHAL SEMUA!!! “ Tiba-tiba Nona Fifi membentak Smith.

O’oooww… ternyata sodara-sodara, tamannya Nona Fifi hancur lebur kayak kapal pecah!! Tamannya udah nggak mbentuk lagi. Kaktusnya yang udah segede pohon pepaya, dipuntir-puntir (padahal ada durinya banyak!!), anggrek hitam yang lagi berbuah (alah) berbunga… di petikin satu-satu trus dipasangin di telinganya Smith (dasar orang gila!!), dikiranya bunga Kamboja, bunga favoritnya. Rumputnya nan hijau tercabik-cabik, Gelombang Cintanya malah dibikin kayak gelombang beneran. Aduh, pokoknya ngeri banget deh!!

“ Aaaaah.. Kamu, tuh nggak bisa diandelin!! Oke, aku terima kamu sebagai tukang kebun, tapi kamu harus beresin ini semua, oke??” Nona Fifi meninggalkan Smith disana. Smith berkedip mata, bingung.

“ Yaah.. padahal,kan nyeni kalo gini. Nilai seninya lebih berasa gitu loh! Trus gimana aku mau bikin semuanya balik?? Kan udah indah?? Mmmm….” Smith berpikir.

“ AHA!!!! “ Smith ternyata memiliki ide cemerlang!! Apakah itu?? Tunggu kisah selanjutnya….

_AheBaT_