World is Scary



Liburan ini semacam jadi liburan yang mengerikan buatku. Setelah berbulan-bulan hidup tanpa televisi dan seperti nggak tau realita dunia ini sekarang seperti apa, lalu aku pulang ke rumah dan semacam baru bisa membuka mata dari perangkap rantauan. Selama ini aku cuma tau realitas dunia melalui media sosial dan surat kabar. Aku pikir cuma melalui kedua media tersebut aku cukup tau lah soal realitas lingkungan sosial, tapi ternyata memang televisi adalah media paling update dan paling terdepan dan paling nyata dalam menyampaikan sebuah realita.

Baru-baru ini, semenjak pulang ke rumah aku mulai rajin nonton tivi lagi. Iseng-iseng liatin berita, ngikutin isu, dan ternyata Indonesia lagi rame akan banyak hal. Pertama soal kasusnya Raffi Ahmad yang ditangkap BNN di rumahnya dan ketika berita itu belum sampai pada klimaksnya, ada berita yang lebih rame lagi, yaitu soal kasus dugaa suap yang dilakukan oleh (mantan) presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq. Sudah itu, muncul lagi berita soal pembunuhan bayi yang dilakukan oleh pengasuhnya sendiri, lalu baru-baru ini ada isu lagi soal 'suap syahwat' kala kata Mata Najwa.

Itu empat isu mainstream yang sedang bergulir sekarang. Oke, mungkin kasus Raffi Ahmad sekarang udah mulai surut ramenya, tinggal tiga isu lainnya. Tapi, aku semacam mengalami yang namanya culture shock setelah mengikuti semua pemberitaan di televisi akhis-akhir ini. Dunia ternyata mengerikan. Serem, terutama pada bagian berita soal pembunuhan bayi itu yang isunya sekarang merambah ke penjualan bayi.

Sebelum berita pembunuhan bayi itu, ada sebuah berita di daerah Jawa Tengah tentang seorang ibu yang kehilangan bayinya yang masih berusia satu hari. Ceritanya waktu itu si ibu sedang menyusui bayinya, kemudian ada seorang perempuan berjilbab yanng mengaku perawat di rumah sakit tempat ibu itu melahirkan dan bilangnya mau ngambil bayi untuk diperiksa karena sudah waktunya. Lalu, si ibu itu disuruh mengurusi administrasi sementara si bayi sudah berada di tangan 'perawat' tersebut. Pas kembali ke kamar, bayi itu tak kunjung kembali dan setelah diklarifikasi ternyata bayi itu emang dibawa kabur oleh 'perawat' tadi.

Sebagaimana berita yang ada sekarang, banyak orang yang melakukan hal serupa di atas kemudian mengirim bayi 'curian'nya itu ke Singapura untuk dijual.

Sebentar, ya... agak nggak kuat sebenernya kalau membicarakan soal ini...

Mengetahui semua itu, aku jadi ngeri sendiri dan nggak habis pikir, kenapa bayi-bayi itu dijual? Untuk apa dijual? Siapa yang beli? Apa, sih yang ada di dalam benak mereka sampai-sampai kepikiran untuk menjual bayi? Ya, semua pasti ujung-ujungnya karena butuh uang, tapi kenapa harus bayi?

Waktu pertama kali tau soal berita ini, rasanya pengen nangis. Bayi itu, kan manusia. Aku pikir semua orang mengerti yang namanya memanusiakan manusia, memperlakukan manusia sebagaimana layaknya manusia. Aku pikir mereka yang menjua bayi itu juga manusia dan mereka pasti adalah orang-orang yang berakal. Kalau mereka manusia, mestinya mereka juga tau rasanya jadi manusia. Manusia itu adalah satu-satunya makhluk berakal, artinya untuk menjadi sosok manusia sempurna itu butuh tuntunan dan didikan yang baik dan semua itu harus dilakukan dengan kasih sayang. Kasih sayang pertama didapatkan dari mana? Orang tua. Ya, setiap manusia butuh orang tuanya untuk tumbuh dan berkembang. Lalu mereka yang tega-teganya menjual bayi, kenapa seolah-olah menganggap bayi itu seperti mainan?

Sedih rasanya. Miris. Aku baru sadar ada orang yang setega itu memperlakukan makhluk satu spesiesnya,satu familinya, satu ordonya. Lantas bayi-bayi itu diapakan?
Ada yang bilang begini, bayi-bayi itu dibesarkan secara massal lalu ketika sudah menginjak usia dewasa, di atas 17 tahun, satu per satu organ mereka diambil untuk dijual lagi atau 'didonorkan' kepada yang 'membutuhkan'. Ada, tuh film yang membahas soal itu, judulnya Never Let Me Go, pemainnya Andrew Garfield sama Keira Knightley.

Masih soal bayi, soal pembunuhan bayi. Semalam (06/02) di program acara Meja Bundar TVOne, membahas soal pengasuh bayi. Kasus pembunuhan bayi yang bernama Rasya, usia 5 bulan itu, dilakukan oleh pengasuhnya sendiri. Ini juga membuka realitas lain, nggak sedikit orang yang membunuh bayi dan kebanyakan (dari pemberitaan yang ada) yang melakukan pembunuhan itu kalau enggak ibunya sendiri, ya pengasuhnya. Alasannya juga kebanyakan klise, soalnya si bayi itu rewel. Kalau jalannya begini, maka akan ada saatnya di mana orang-orang susah dan bahkan tidak percaya lagi dengan orang lain. Penipu itu pintar dan baik hati. Sekali terjebak, habislah kita.

Sepertinya tingkat stres di dunia ini semakin bertambah, ya. Semua orang pikirannya jadi nggak lurus lagi, nggak bisa lagi berpikir tenang dan mengendalikan diri, akhirnya anak orang lan pun jadi korban. Serem. Knowing reality is scary. Itu manusia lho... bayi itu manusia, kenapa mereka malah berpikir bayi itu mainan? 
Apakah dunia ini sudah sebegitu buruknya? Kalau dipikir lagi, sekarang semua manusia di dunia ini sudah sangat bergantung dengan uang, seolah-olah hidup ini bisa benar-benar hidup hanya dengan uang. Sampai kalau udah nggak ada satu barang pun yang bisa dijual, manusia, deh jadi korban.

Kalau menurut pakar sosiologi UIN Syarif Hidayatullah, Husni Umar, semua itu memang berakar dari kemiskinan. Ya, sepertinya fenomena ini memang benar megingat dunia sampai punya program Millenium Development Goal's (MDG's) yang tujuan utamanya adalah meretas kemiskinan dunia, target suksesnya sendiri sebenarnya sampai tahun 2015, tapi realita yang ada dunia sekarang malah semakin mengerikan, kemiskinan semakin merajalela alhasil kejahatan semakin menjamur. Serem.

Is world now that scary?

Rasanya ingin kabur saja dari dunia ini, tapi tahu semua hal ini tanggung jawab itu juga rasanya semakin bertambah. Tanggung jawab untuk meluruskan orang-orang ini, membuka mata hati mereka bahwa dunia sebenarnya tidak seburuk itu.

Kerennya, orang-orang 'besar' pun menganggap dunia ini adalah nyata. Duit. Semuanya soal duit. Mungkin akarnya dari situ...

.arifina007.







Comments

Popular posts from this blog

Guruku "tersayang" wkwkwk...

[Apresiasi Buku] Korean Cool: Di Balik Drama Reply 1988 sampai SMTown Paris 2012

Gadis Rantau #2: Antara Tempat Tidur dan Kamar Mandi