Mengapa Mencuri?




Beberapa menit yang lalu aku baru selesai baca buku bagus judulnya "Kangen Indonesia" terbitan Kompas. Buku ini ditulis oleh orang Jepang, Hisanori Kato. Di sana ditulis bahwa negara favorit Kato adalah Indonesia dan buku ini mengulas banyak tapi tidak detail tentang pengalaman dan pandangannya mengenai Indonesia.
Dari sekian banyak kisah, satu yang agak mengusik pikiranku adalah pada bagian ketika jam tangan Kato dicuri di bus Kopaja. Ia sendiri mengatakan bahwa sebenarnya jam yang tercuri itu bukanlah jam mahal. Ia membelinya di Blok M dengan harga yang paling murah.

Perbuatan mencuri adalah suatu kegiatan yang sangat menyenangkan memang. Barang yang dicuri bisa kita nikmati sendiri atau kita uangkan kembali, pikiran sederhananya seperti itu. Dari semua kisah tentang pencurian, motif orang mencuri itu kebanyakan memang cuma demi uang dan sebagian besar mereka yang mencuri adalah dari kalangan menengah ke bawah dan tidak termasuk kalangan intelektual. Mencuri adalah satu cara paling praktis untuk "memenuhi" kebutuhan. Ketika perut sudah butuh diisi tapi kantong pun tak berisi, pikiran nakal itu akan menggelitik sang tangan untuk "sekadar" mengambil sesuatu yang sekiranya bisa diuangkan dan TADAAAHH! kita bisa makan akhirnya. Ya, sederhana memang. Tak perlu usaha banyak, hanya perlu sedikit keterampilan maka mudah-mudahan semua terpenuhi.

Namun, kegiatan mencuri ini sebenarnya adalah kegiatan yang membutuhkan pemikiran matang. Sering mendengar, kan barang-barang curian yang tidak lengkap 'organ-organnya'?

Aku sering mendengar cerita dari teman-teman yang menjadi korban pencurian, salah satunya adalah yang kehilangan laptop. Laptop itu masih terhubung dengan kabel charger, modem, dan hard disk eksternal. Batereinya dilepas. Lucunya, yang diambil hanyalah laptop dnegan perangkat-perangkat yang terhubung tadi kecuali kabel charger. Jadi, yang hilang adalah laptop tanpa baterei, modem, dan hard disk. Entah apa yang bisa dilakukan dengan laptop yang berkeadaan seperti itu dan entah apa yang sang pencuri lakukan terhadap laptop cacat itu setelah berada di tangannya.
Mungkinkah dijual? Mungkin saja. Tapi kalau dipikirkan lagi, apakah ada penjual yang menjual laptop tanpa baterei? Buat apa mencuri kalau barang yang dicuri pun tidak lengkap?

Mencuri, selain membutuhkan pemikiran yang matang juga butuh pergerakan yang cepat. Mungkin hal satu ini yang menyebabkan banyak pencuri mengambil barang curiannya dalam keadaan tidak lengkap seperti kisah tadi. 
Tapi satu pertanyaan itu masih menggantung, mengapa harus mencuri?

Berdasarkan persepsi aku sendiri, aku kasihan dengan mereka yang mencuri. Ini konteksnya adalah kasus pencurian yang tidak ketahuan oleh polisi dan tidak ditahan. Di Jakarta ada sebuah sekolah copet. Murid-muridnya benar-benar dilatih bagaimana cara mencopet yang benar, tertata, dan cekatan. Sayangnya, segala ilmu copet yang mereka dapat itu benar-benar untuk mencopet, bukan untuk mewujudkan hal-hal atau aktivitas yang lebih baik dan lebih berguna bagi diri mereka sendiri. Kato sendiri dalam bukunya tersebut menyatakan "manfaatkanlah keterampilanmu untuk hal yang lain! Dengan begitu hidupmu pasti akan berubah!"

Memang benar. Kebanyakan orang yang mencuri adalah orang-orang yang malas: malas bekerja dan malas berpikir. Demi memenuhi keinginannya, daripada rempong dipilihlah jalan mencuri. Maka di sini yang perlu dibenahi adalah pola pikir. Aku kasihan karena mereka sebenarnya punya keterampilan-keterampilan unik seperti itu, tapi mungkin mereka tidak tahu bagaimana harus mengaplikasikannya kepada kehidupan yang baik dan benar-benar membahagiakan mereka.

Tapi tidak semua hasil curian itu dinikmati sendiri oleh para pencuri. Banyak, kok mereka yang mencuri dan hasil curiannya itu disedekahkan kepada anak yatim dan anak-anak jalana, ya seperti kisah Robin Hood :)

.arifina007.

judul di atas memang sebuah pertanyaan, jadi maklum kalau tidak ada jawaban di dalam tulisannya. Kepo aja kenapa, sih orang lebih memilih mencuri daripada bener-bener bekerja?



Comments

Popular posts from this blog

Guruku "tersayang" wkwkwk...

[Apresiasi Buku] Korean Cool: Di Balik Drama Reply 1988 sampai SMTown Paris 2012

Gadis Rantau #2: Antara Tempat Tidur dan Kamar Mandi