Perjuangan




Ia berjalan, gontai. Entah sok kuat atau memang ingin berjuang, ia sendirian memikul beban itu di pundaknya, di pikirnya, di tangannya, di kakinya, di semuanya. Berada di depan, langkahnya tadi tegap kini tinggal bungkuk bungkuk hampir jatuh. Sementara yang lainnya jauh tertinggal di belakangnya, jalan lebih santai meski dengan beban yang sama.

Lalu...

Seorang datang berlari, pikirnya hendak menyelamatkannya, membantunya berjalan, menuntunnya agar tegap kembali.

"Tidak usah, aku masih bisa sendiri," ucapnya seraya tersenyum. Senyum itu tulus benar, jujur tulusnya, tidak dibuat-buat. Ya, ia memang masih bisa sendiri, tapi semua orang meragukannya. Berbondong-bondong yang lain turut berlari menyusulnya. Masih dengan beban yang sama. Mereka terengah sementara dirinya hanya sedikit tak beraturan nafasnya.

"Ayo, kita berjalan bersama..." salah satu dari mereka mencoba meyakinkannya.

"Berjalanlah sendiri kalian. Aku masih bisa sendiri," Masih dengan beban yang sama.

Kuatkan aku hanya jika aku jatuh. Aku belum jatuh, kawan... Berlarilah kalian selagi masih bisa berlari. Aku berjalan saja, nanti aku susul kalian. Secepatnya...

Dan mereka yang tadi berada di belakang kini berlari.

Sekarang ia sendiri di belakang. Berusaha berjuang sendiri.

Selamat berjuang, teman...

.arifina007.

Comments

Popular posts from this blog

Guruku "tersayang" wkwkwk...

[Apresiasi Buku] Korean Cool: Di Balik Drama Reply 1988 sampai SMTown Paris 2012

Gadis Rantau #2: Antara Tempat Tidur dan Kamar Mandi