Engkau engkau engkau




Pagi ini wacana membicarakanmu
Tentang engkau yang sibuk memeras sisa metabolisme garam dalam tubuhmu
Waktu engkau yang gigih berkata bersilat lidah demi diri
Saat engkau yang bersih tak berbuat apa
Lantas kini kabarnya kau hilang

Kau, kawanmu, dan semua saudara kami disini
Sesungguhnya menginginkan sebuah kebebasan adil
Namun apa tangan berulah apa lidah berkata apa hati bicara
Nasibmu berakhir disana

Saat engkau tengah merengkuh sebuah kebusukan tak sengaja
Berbaring lemah dengan paksa
Cambuk hati cambuk fisik dirasa pertama
Lantas pedang-pedang bermata tajam menatapmu picik
Picik sebuah kebencian tak beralasan, sama seperti mereka yang menyiksamu
Licik sebuah keserakahan setan-setan hati

Sayang berjuta beribu sayang sekali
Saat kau disana menanti sebuah keadilan hakiki
Ketika kau disana menanti sebuah dukungan dari kami
Apa daya berita ini baru sampai ketika kau telah suci
Maafkan kami tidak mengetahuinya
Maafkan kami turut lemah melangkah membelamu
Maafkan kami belum mampu membantumu

Kau saudara kami
Kini kau suci, suci bukan karena penggal si pedang sombong nan picik
Namun suci karena kami tahu kau tidak berbuat apa
Sungguh kau hanya korban kezaliman semata
Kami harap kau tenang disana
Kami harap kami dapat membantu saudara yang lain yang pun sama denganmu
Untukmu
Untuk kawan-kawan seperjuanganmu
Untuk saudara kami

Sungguh maafkan kami....

Comments

Popular posts from this blog

Guruku "tersayang" wkwkwk...

[Apresiasi Buku] Korean Cool: Di Balik Drama Reply 1988 sampai SMTown Paris 2012

Gadis Rantau #2: Antara Tempat Tidur dan Kamar Mandi