(Masih) Tentang Cinta

Assalamu'alaikum wr.wb

Aku punya sebuah cerita, true story gitu... Eeehhmm, tapi aku sajikan dalam bentuk cerpen aja, yah jd kesannya fiktif wkwk... okeoke, semoga menginspirasi :)

----------------------------------------------------------------------------------
Hatimu, Hatinya, Mereka

Dia, awalnya hanya mengaguminya dari jauh.
Dia, akhirnya merasakan sesuatu yang berbeda dari sebelumnya
Dia, ketika berpapasan dengannya selalu berdebar degup getar nadinya, jantungnya
Dia, mengaku mencintainya

Perawakan dan perwatakannya anggun dan sangat anggun untuk seorang lelaki. Dia, sebut saja sahabatku, mencintai sosok itu. Lelaki bertampang manis berperilaku manis pula, terbilang pandai di sekolah dan aktif di berbagai organisasi sekolah. Kekaguman sahabatku terhadapnya takkan bisa mengalahkan apapun. Ia mengaku menyayanginya meski belum pernah bersitatap secara langsung sekalipun.

Suatu ketika, sahabatku sedang sakit dan terpaksa tidak masuk sekolah. Mengejutkan dan begitu membahagiakan, lelaki itu mengirimnya pesan singkat, mendoakannya agar lekas sembuh dan bisa masuk sekolah kembali. Ya, lelaki itu tahu bahwa sahabatku begitu mengidolakannya, semua ini ulah kawan-kawanku lainnya.
Betapa tidak, sahabatku semakin menaruh rasa dengannya meski tak mampu mengungkapkannya.

Setahun berlalu, lelaki tu harus meninggalkan sekolah demi jenjang yang lebih tinggi. Meski begitu, sahabatku yang setia masih tetap memendam perasaannya. Tak ada yang dilakukannya selama setahun itu, hanya tersenyum setelah berpapasan dengannya, berdegup, tak mampu berkata-kata. Kini tahun ke dua, meski sudah tidak berada pada gedung yang sama dengan kami, lelaki itu masih sering mengunjungi sekolah demi tugas mulianya.

Dia, sahabatku, tak pernah sekalipun mengungkapkan perasaannya kepada lelaki itu. Dia, sahabatku, tak pernah sekalipun mengharapkan apa-apa dari perasaannya. Dia, sahabatku, tak banyak yang dapat dilakukannya karena lelaki itu begitu sempurna baginya katanya. Dia, sahabatku, hanya merasa tidak pantas untuk bersanding dengan lelaki itu. Dia, sahabatku, membiarkan perasaan itu tersimpan di dalam hatinya entah sampai kapan waktunya. Dia, sahabatku, sejujurnya memang mengharapkan sesuatu dari perasaannya agar dapat saling memiliki dengan lelaki itu.

Entah suatu keterlambatan atau apa, sesosok lelaki berbeda datang. Lelaki yang menaruh rasa pada sahabatku yang juga telah lama menunggu. Ya, mereka berteman, sering berkomunikasi tapi sahabatku tak pernah tahu bahwa lelaki itu telah menaruh rasa terhadapnya hingga lelaki itu menyatakannya. Dia, sahabatku......

Dia, sahabatku kebingungan. Tak dapat ia menolak pernyataan lelaki baru itu entah mengapa, disamping sahabatku pun masih mencintai sosok lelaki yang dicintainya itu.
Kawan, izinkan aku menceritakan tentang lelaki baru itu. Ia baik, ia ramah, ia mempesona, ia setia, ia menyenangkan. Banyak pula yang menyukainya, hanya sekadar mengidolakannya. Dia, sahabatku, entah apakah masih sebatas menyayanginya sebagai kawan ataukah berharap lebih pula?

Banyak hal yang membuat sahabatku bimbang untuk menjalin hubungan dengan lelaki baru itu. Lelaki baru itu jelas jauh dan sangat jauh persamaannya dengan lelaki yang dicintainya. Keyakinan. Ya, sahabatku dan lelaki baru itu berbeda. Namun, belum jua ada balasan, lelaki baru itu memang benar-benar serius terhadapnya. Apa pun ia lakukan demi sahabatku dan semua itu demi mendapatkan cinta jua dari sahabatku. Entah, apakah ini sebuah pemaksaan atau bukan?

Kini? Yah, akhirnya mereka menjalin sebuah hubungan. Tapi yang mengganggu, sahabatku kini berada di dua hati, hati untuk lelaki baru itu dan hati untuk lelaki yang pertama.
Dia, sahabatku, sedang kebingungan.....

haruskah ia melepaskan cinta pertamanya yang memang belum terlalu mempedulikannya?
atau ia teruskan hubungannya dengan lelaki baru yang memang benar-benar mencintainya?

sesungguhnya, ia masih mencintai cinta pertamanya.....


Comments

Popular posts from this blog

Guruku "tersayang" wkwkwk...

[Apresiasi Buku] Korean Cool: Di Balik Drama Reply 1988 sampai SMTown Paris 2012

Gadis Rantau #2: Antara Tempat Tidur dan Kamar Mandi