Surat Cinta Buat Temanku...


sumber: http://www.wallpaperswala.com/best-friends/


Malam itu dingin sekali. Sembari menunggu dua temanku yang sedang sholat, aku dan temanku satunya duduk ngobrol di serambi musholla. Tak sabar kami menanti hari Minggu karena hari itu kami akan pulang ke kampung masing-masing: aku ke Jogja dan dia ke Ponorogo. Lalu kami berdua sama-sama membiacarakan soal rumah dan teman-teman di kampung halaman.

"Ya, itulah kenapa aku males ikut kumpul sama temen-temen, tu. Soalnya rentang waktunya cuma sebentar, ceritanya jadi sedikit. Bosen tau kalo tiap tahun ketemu, tuh. Menurutku setahun, tu nggak cukup buat kumpul kayak gitu. Aku bayangin aja dulu waktu temu alumni, ada yang dari taun 90-an. Mereka pasti seneng banget ketemu, mesti kangen banget soalnya udah lama banget nggak ketemu, udah pada sibuk masing-masing," cerita temanku waktu itu. 

Pernyataannya itu menjadi sebuah renungan buatku...

Halo, teman-temanku... Kangen nggak? Ah, pasti kangen. Dari berbagai media sosial yang kita ikuti, tempat kita selalu menjalin komunikasi, pasti ada itu kata-kata kangen.

Berminggu-minggu di tempatku merantau memang kurang menyenangkan kalau masa liburan begini. Walaupun ada tugas pula di sana, tapi tetap saja sensasinya beda. Lalu setiap aku online facebook, melihat laman-laman tentang Yogyakarta, keinginanku untuk pulang jadi membuncah. Dan tau siapa yang pertama kali muncul dalam benakku setiap ingin pulang? Kalau keluarga dan rumah itu sudah biasa karena sudah pasti ketemu, tapi yang selalu muncul pertama kali dalam benak adalah kalian, temanku.

Jadilah aku berpikir, alasanku pulang adalah kalian. Kalau sudah mendekati jadwal pulang kampung, aku sudah membayangkan bertemu dengan kalian, bersenda gurau, nostalgia, mengingat masa-masa gila kita, dan tentu saja cerita pengalaman-pengalaman selama kita tidak bertemu. 

Tapi ternyata tidak semudah itu mewujudkannya. Setiap aku pulang berarti aku punya banyak waktu kosong untuk main ke luar. Tapi ternyata keadaan kita tidak sama. Setiap kali ingin bertemu, ada saja halangannya. Yang satu sudah ada janji, yang satu mungkin sedang tidak mampu untuk jalan-jalan, yang lainnya punya agenda di kampus, yang lainnya lagi ada acara keluarga, dan berbagai urusan lainnya yang aku tidak miliki.

Kalau sudah begitu, aku jadi pesimis bakal bertemu dengan kalian dan ternyata hal itu benar-benar terjadi.
Kecewa? Iya, pasti. Tentu saja. Aku pulang bukan sekadar ingin tidur di rumah, makan masakan rumah, bertemu bapak ibu, tapi juga ingin ketemu kalian dan ujungnya semua itu cuma bayangan. Sudah jauh-jauh kemari tapi tidak ada bedanya dengan di kota rantauku, sepi, tidak punya teman. Aku jadi kesal dengan keadaan yang selalu seperti ini. Setiap pulang selalu tak berteman padahal semua teman dekatku ada di sini, di kota yang sama. Sudah begitu aku malah jadi malas ketemuan dengan kalian. Ya, benar-benar malas berjumpa. Di media sosial saja sudah cukup, pikirku.

Sombong sekali ya. Berasa orang penting ingin ditemui dan ujungnya malah merepotkan. 

Itu dulu, teman.. sebelum kejadian ngobrol di serambi musholla dengan temanku itu.
Sesudah ngobrol waktu itu aku juga jadi berpikir, memang benar apa yang dikatakan temanku itu. Bosan kalau setiap tahun ketemu dan rentang satu tahun itu tidak cukup untuk menguntai rasa rindu. Aku sendiri juga berpendapat kalau 'kangen' itu cuma perasaan ingin bertemu tapi tidak benar-benar ingin bertemu. Cuma ingin jumpa muka, ngobrol sedikit, lalu sudah... pulang.

Dan itulah yang aku rasakan. Sebenarnya rasa kangenku itu tidak terlalu membuncah, aku cuma ingin tau kabar kalian, tatap muka sedikit dan itu sudah cukup. Sementara aku menginginkan ada cerita-cerita baru dari kalian, aku juga ingin cerita banyak tentang pengalamanku, tapi dalam rentang setahun ternyata kisahku tidak terlalu panjang.

Liburan kali ini jadi berbeda. Jujur, aku kangen dengan kalian, tapi ya itu tadi.. tidak terlalu bersemangat untuk bertatap lama. Aku bingung nanti kalau sudah ketemu mau cerita apa? Aku cuma punya sedikit cerita, hidupku masih begini-begini saja, tidak ada perubahan yang signifikan selama setahun ini.

Temanku, beberapa tahun lalu kalau puasa begini kita selalu berencana untuk membuat buka bareng entah di mana. Biasanya pula aku yang mengelola acaranya, seolah-olah acaranya cuma punyaku, kalian tamunya. Padahal esensi yang kita harapkan dari buka bareng itu adalah kita- kebersamaan kita.

Lalu tahun ini rasanya enggan untuk melakukan hal yang sama. Cuma provokasi yang aku lakukan tapi tidak turut serta mengelola acaranya. Bukan aku tidak ingin jumpa, tapi jujur saja kalau tiap tahun begini rasanya bosan juga, ya?
Aku pikir kamu merasakan hal yang sama. Bosan ah, tiap tahun ketemu... Ya, aku pikir begitu karena kita sama-sama tidak punya antusiasme untuk bertemu, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Biasanya kita akan berebut tempat hunting, berebut jadwal jumpa, rame pokoknya. Tapi sekarang kita cuma diam, menunggu pertanyaan 'jadinya kapan? kemana?' dari salah satu dari kita.

Jadi biarlah tahun ini kita tidak jumpa, ya?
Kita kumpulkan cerita saja dulu sampai tahun depan. Kita kumpulkan rasa kangen itu dan meramunya menjadi rasa rindu yang akhirnya akan memberikan sirine panggilan hati kita masing-masing untuk bertemu.
Kangen itu sebatas INGIN jumpa. Rindu itu benar-benar ingin jumpa. Dan jumpa itu adalah ketika kita sama-sama antusias menceritakan kisah selama rentang waktu tidak bertemu.

Maaf, ya kalau aku mau pulang dan ketika aku pulang aku selalu merepotkan kalian. Aku selalu merengek pengen ketemu.

Ini aku tulis karena aku mencintai kalian. Ini aku tulis jujur dan penuh cinta.
Jadi.... kita ketemu tahun depan? 


Salam kangen,

.arifina007.

Comments

Popular posts from this blog

Guruku "tersayang" wkwkwk...

[Apresiasi Buku] Korean Cool: Di Balik Drama Reply 1988 sampai SMTown Paris 2012

Gadis Rantau #2: Antara Tempat Tidur dan Kamar Mandi