Bicara Dongeng



Dongeng...

Satu hal yang terlintas dalam pikiran kita begitu mendengar kata 'dongeng' pasti tertuju pada sebuah dunia yang penuh warna dengan makhluk-makhluk unik yang tidak pernah kita lihat di dunia ini. Biasanya pikiran ini kita sebut dengan "dunia ajaib", sebuah dunia yang aneh, yang sangat tidak mungkin ada di dunia ini.

Beberapa hari ini saya mencoba untuk kembali ke masa kecil dimana saya suka membaca kisah-kisah dongeng dari dongeng lokal sampai dongeng internasional. Mungkin kurang pantas untuk anak muda usia saya yang sudah hampir meninggalkan kepala satu, akikikikikikiiiikkk XD
tapi pikiran saya terbuka lagi...
ada sebuah dentuman besar yang seolah menumbuk dan menghancurkan tembok imajinasi saya. Saya menyadari bahwa dunia dongeng itu ternyata menyenangkan sekali, penuh dengan kebahagiaan, senyum, tawa, dan ada banyak pelajaran yang kita ambil dari sana.

Dunia dongeng itu nggak terbatas oleh kenyataan, kita bebas membayangkan apa yang ada dan kejadian apa yang terjadi di dalam dongeng tersebut. Kita bisa mengubah langit yang biru jadi langit kuning dengan awan berwarna merah muda.
Boleh dikatakan di dunia dongeng itu nggak ada aturan, tapi semua karakter yang ada di dalam dongeng tersebut kita atur sedemikian rupa sehingga mereka tahu mana yang benar dan mana yang salah.

Menurut saya sendiri, dongeng itu bukan cuma cerita, bukan cuma bacaan tapi juga sebuah tempat produksi.. ya, pabrik.
Seperti yang sudah saya katakan tadi bahwa dongeng itu nggak terbatas oleh kenyataan, dia merupakan pabrik pikiran yang benar-benar bisa mengembangkan kemampuan verbal dan nonverbal kita. Pabrik ini menciptakan banyak karakter unik, benda-benda aneh, tempat yang penuh warna tanpa membutuhkan modal yang besar dan biaya penjualan yang tinggi. Ada juga sebuah penelitian yang menyatakan bahwa dongeng bisa meningkatkan kecerdasan kita.

Saya sebenarnya selalu iri dengan anak kecil. Jujur, nih...
Kadang saya bertanya, kenapa orang dewasa selalu membatasi dirinya dengan ego, kegengsian dan kenyataan yang terjadi pada hidupnya? Ini yang membuat orang-orang dewasa tidak bersatu sehingga banyak kekacauan yang terjadi.
Banyak orang dewasa yang tidak suka dengan dunia dongeng. Sebenarnya untuk apa, sih kita memikirkan sesuatu yang nggak mungkin banget ada di dunia ini? Konyol, aneh, mungkin juga cerita dongeng adalah cerita yang gila pikir mereka. Katanya, dunia dongeng itu cuma untuk anak-anak usia 10 tahun ke bawah.
Memang, sih semua orang punya kesukaannya masing-masing tapi yang saya sayangkan ya, itu tadi.. gengsi dan keegoan yang besar.

Dongeng bisa menyatukan kita...
Efek baru nonton Finding Neverland nya om saya, Johnny Depp dan abang ganteng saya Freddie Highmore, niihh hehee...
Jdi di cerita itu, Johnny Depp sebagai Sir James Barrie, seorang penulis naskah opera yang sebenernya style dia bukan di cerita-cerita roman melainkan cerita-cerita yang "impossible". Kisah awalnya, sih naskahnya James dimainkan di teater dan sayangnya para penonton nggak suka sama ceritanya. Nah, dia ini suka berimajinasi... suatu hari dia ketemu sama keluarga Davies, dia kenalan sama anak-anaknya Mrs.Davies yang jumlahnya empat cowok itu. Mereka jadi sering main dan cerita James yang selanjutnya akan dipertunjukkan terinspirasi dari kebersamaannya selama ini dengan keluarga Davies. Nah, pas hari pertunjukan, James mengundang 25 anak yatim ke pertunjukan tersebut dan tempat duduk anak-anak ini disebar di tengah-tengah para bangsawan undangan yang juga menonton pertunjukan ini.
Dan akhirnya, ceritanya yang mengisahkan seorang bocah bernama Peter Pan pun berhasil membuat para bangsawan yang tadinya gengsi dan nggak suka sama anak yatim jadi ikutan tertawa bareng anak-anak yatim itu. Kebahagiaan pun tercipta di sana.

Dongeng itu konsumsi semua kalangan, baik dari anak bayi samapi orang dewasa. Bagi orang dewasa, tergantung bagaimana menanggapinya tetapi buat saya, sebagai remaja seperempat dewasa, dongeng menjadi dunia baru buat saya.
Dongeng itu hak setiap orang. Walaupun cerita dongeng itu nggak realistis tapi para penciptanya sebenarnya tetap berpikir realistis kalo enggak, sebuah dongeng nggak akan memiliki pesan moral mana yang benar dan mana yang salah.

tidak perlu lah kita membatasi pikiran dengan segala kenyataan yang ada, kok rasanya menyakitkan sekali kalau dipikirkan terlalu dalam.
maka...
layangkan pikiran, ciptakan dunia, berbahagialah di sana...

mari berimajinasi
mari berdongeng

:)

Comments

Popular posts from this blog

Guruku "tersayang" wkwkwk...

[Apresiasi Buku] Korean Cool: Di Balik Drama Reply 1988 sampai SMTown Paris 2012

Gadis Rantau #2: Antara Tempat Tidur dan Kamar Mandi