Sebongkah Kisah Seru Hari Ini: Bagai Dapat Durian Runtuh!





Kemarin malam, tepatnya 14 Mei 2015 sekitar pukul 20.30 terjadi kebakaran cukup hebat di area Pasar Panorama Lembang alias Pasar Lembang. Kalau ngelihat foto-fotonya, sih memang apinya gede banget dan dahsyat. Berita ini pertama aku dapet dari fanpage PRFM di facebook. Oke, cukup tau aja sih awalnya.

Lalu, sekitar pukul 00.16 ketika aku masih asik rumpi sama sepupu paling rempong sedunia, Anita, hapeku getar. Kupikir itu notif chat dari grup LINE yang biasanya pada suka diskusi malem-malem. Pas dibuka ternyata itu notif WA dari Pak Pemred terhormat. Pas lagi seru-serunya rumpi tetiba emosi langsung jadi bete karena ternyata Pak Pemred di tengah malam begitu ngasih penugasan kalo besok pagi aku harus stay di Pasar Lembang dan memantau kondisi di sana PAGI-PAGI JAM 6 SUDAH HARUS STAND BY! Well... dan bapak Pemred tercinta itu ngechat via grup Job Training, tapi beberapa menit kemudian dia ngechat pribadi.


Ketika kemarin aku udah merencanakan kalau hari ini aku bakal berangkat ke lapangan agak siangan, ternyata rencananya harus berubah! Jadi, habis subuh aku udah harus berangkat ke TKP. Kesel siiih, kenapa dadakan banget kasih taunya heheuuu... tapi ya sudahlah. Namanya juga kerjaan, namanya juga jurnalis, kondisi apapun harus siap siaga. Walhasil aku harus segera tidur setelah dapet penugasan itu.

Dan memang nggak nyangka, sih.. liputan hari ini seru banget dan sangat mengesankan karena setiap orang yang aku ajak ngobrol selalu ngewaro dengan sangat ramah dan tanpa harus ditanya mereka terkadang juga mencurahkan isi hati mereka.

Ini pertama kalinya aku liputan sepagi ini ke TKP kebakaran yang notabene pasti kondisi lapangan sangat becek dan berasap. Dan untungnya aku tinggal di rumah Pakde di Cigadung, ya setidaknya cuma bakal makan setengah jam untuk sampai ke TKP.

Aku cabut dari rumah sekitar jam 5.22. Udah kesiangan tuh! Harusnya jam 5.15 udah berangkat tapi karena disuruh makan dulu sama Bude jadi aku isi perut dulu. Aku harus bertarung dengan hawa yang dingin banget karena saat itu memang masih agak gelap, lupa pakai sarung tangan dan walhasil tanganku sempet kedinginan. Untungnya pakai kaos kaki jadi nggak terlalu tersiksa kedinginan hihihii..

Pas perjalanan juga sempat kesasar sedikit. Ketika udah hampir sampe di puteran menuju ke Pasar Lembang, ada jalan lurus ke arah Subang. Karena buta arah dan nggak mau mengikuti kata hati, aku memutuskan untuk lurus ke arah Subang. Deuh! Untung segera sadar karena trayek yang aku lewati berkabut cukup tebal, jarak pandang paling 5-10 meter dan itu dingin baanggeeet! Karena merasa aneh dan nggak nemu-nemu De Ranch sebagai ancer-ancer Pasar Lembang, aku menepi dan ngecek posisi melalui Google Maps. Eh, beneran dong aku salah jalan! Akhirnya, aku puter balik dan untungnya nggak terlalu kesiangan sampe di TKP.

***
Sampai di area pasar aku langsung jalan menuju TKP. Di sana warga udah pada rame berdatangan melihat kondisi pasar yang hangus terbakar. Ada yang cuma ngelihatin, ada yang foto-foto, ada yang ngangkut-angkut barang. Kondisi tanah pun becek banget, banyak genangan.

Di dalam, aku coba menyusuri tepian TKP. Pas udah agak masuk, ternyata di sana ada salah satu reporter PRFM juga yang udah siap-siap mau live report dengan narasumber. Aku samperinlah beliau yang bernama Pak Budi itu dan menyapanya. Beberapa menit kemudian ia live report, aku ada di belakang mereka berdua sembari dengerin report dari Pak Budi.

Selesai report, Pak Budi menghilang entah kemana. Aku masih mencerna musibah kebakaran ini dari hasil wawancara Pak Budi dengan salah satu mandor pemadam kebakaran tadi. Karena Pak Budi menghilang, aku samperin Pak Pepe, petugas pemadam itu dan ngajak ngobrol.

Pak Budi (kanan) siap-siap wawancara live dengan Pak Pepe (kiri)


Lucu.
Pas ngobrol diwawancara sama Pak Budi tadi si Pak Pepe cuma jawab sepintas dan pendek-pendek, tapi ketika aku ajak ngobrol entah kenapa bapaknya cerita banyak banget, hehehee.. bahkan sembari tersenyum walaupun dia udah semaleman nggak tidur dan berjuang memadamkan api kebakaran bersama krunya. Aku nanya soal berapa kios yang terbakar, proses pemadaman berapa lama, proses yang sedang berlangsung apa, dan semua yang terkait dengan kebakaran tersebut. Menariknya, si bapak nggak cuma menjawab pertanyaan-pertanyaan itu tapi juga ngasih pengetahuan seputar kejadian kebakaran dan proses pemadamannya. Seru iih kalo denger cerita dari Pak Pepe ^^

Usai ngobrol agak panjang dengan Pak Pepe, aku jalan-jalan keliling TKP. Aku jalan ke bagian belakang pasar yang juga sebagai terminal. Di sana udah banyak para pedagang yang beberes barang. Wajah mereka tampak layu tapi berusaha untuk tetap semangat. Gimana enggak? Hampir 100% bangunan pasar yang terdiri dari hampir 2000 kios terbakar habis. Kondisi yang tampak tadi cuma tinggal kerangka bangunan pasar yang tersisa. Para pedagang katanya sejak semalam memang udah berbondong-bondong menyelamatkan barang-barang dari kios mereka dan sampai pagi tadi masih ngangkutin barang.

Narasumber yang Nggak Disangka-sangka

Aku keliling, mencari salah seorang pedagang untuk bisa diminta informasi mengenai kejadian ini. Wah, pada masih sibuk semua jadi berasa nggak enak gitu mau bilang "permisi" teh... Tapi akhirnya aku ngedeketin salah seorang bapak-bapak, sok nanya gitu "Pak, ini kios yang terbakar berapa banyak?" padahal mah udah tau juga berapa persen kios yang kebakaran, basa basi aja sih huehehhee.. Tapi si bapak itu katanya bukan pedangang dan aku diarahin ke seorang Aa yang lumayan tampan untuk tanya-tanya. Akupun menghampiri si Aa yang nggak jauh berdiri dariku. Jadi si Aa ini penjual sosis, kiosnya ada di dalam gedung utama pasar dan habis semua, barang yang tersisa paling cuma 40%. Tapi sepertinya dia nggak punya cerita yang menarik, jadi aku tinggal aja, cari pedagang lain.

Aku jalan lagi muter ke belakang, orang-orang banyak lalu lalang. Asap sisa kebakaran masih mengepul, tanah becek, ditambah bau-bau tak sedap itu memang jadi tantangan liputan hari ini. Aduh baunya sampe sekarang masih terngiang :( Tapi semua itu nggak dihiraukan para pedagang. Walaupun bangunan pasar udah dipasangi police line, tetep aja banyak pedagang yang masuk ke bangunan untuk menyelamatkan barang-barangnya.

Setelah agak lelah keliling, akhirnya aku samperin aja seorang mamang dan segera memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud mau wawancara. Dan keajaiban terjadi. Si Aa yang katanya memang punya kantin di pasar ngarahin aku ke kakak iparnya yang juga punya kios dan terbakar. Dia pun memperkenalkan aku dan aku kenalan sama kakak iparnya itu.

Awalnya aku agak khawatir kalau-kalau ibu ini nggak mau diwawancara, tapi ternyata responnya sangat ramah dan dia mau dimintai informasi terkait kebakaran ini. Sebelum koordinasi dengan redaksi di studio, aku ngobrol dulu dengan si ibu yang bernama Arianti. Yah, semacam pendekatanlah dan membuat dia nyaman untuk ngobrol. Nggak lama sesudah itu, redaktur Kang Agam ngechat via WA, nyuruh laporan wawancara dengan warga atau penjual. Alhamdulillah saat itu aku udah siap jadi nggak perlu nunggu lama lagi untuk report.

Yang bikin aku terharu adalah ternyata ibu Arianti ini menyaksikan betul bagaimana kejadian kebakaran itu terjadi. Nggak nyangka banget bakalan langsung dapet narasumber yang juga jadi saksi kejadian. Ini luar biasa! Akupun minta diceritain detail kejadiannya versi bu Arianti karena memang dari pihak pemadam kebakaran belum bisa memastikan penyebab kebakaran itu apa. Mungkin kalau dari cerita bu Arianti kita bisa tau petunjuk penyebab kebakarannya.

Alhamdulillah, ketika live report juga Bu Arianti sangat nyaman ngomongnya, segala pertanyaan dia jawab dengan sangat jelas dan tegas. Begitu juga ketika ngobrol langsung dengan penyiarnya, Bu Ari nggak merasa grogi sedikitpun! Subhanallah, ini mah kalo kata Abang Sahala "dapet durian runtuh".

Usai report, aku dengan Bu Ari masih lanjut ngobrol. Nggak disangka lagi, Bu Ari memberikan informasi baru! Katanya beberapa waktu lalu pihak pedagang pasar, linmas pasar, dan dinas perdagangan Lembang melakukan rapat dadakan menyoal relokasi pasar yang akan dilakukan pihak swasta. Katanya para pedagang saat itu nggak setuju dan Bu Ari sendiri bilang dia masih nyimpan beritanya. Sembari ngobrol dia mencari potongan koran tentang itu.

"Ini mah, ya Mbak kalau kata saya ada sabotase," kata Bu Ari sembari masih mencari potongan koran tersebut. Karena nggak ketemu, dia pun menarik aku untuk menuju rumah tetangganya tempat dia ngedrop barang dagangannya yang ada di belakang pasar.

"Ayo, sini Mbak ikut saya," kata Bu Ari sembari menggandeng tanganku erat.

Sampai di rumah tetangganya tersebut, dia segera mencari berita yang dimaksud dan segera menunjukkan ke aku. Ya, memang ada pemberitaan soal pertemuan yang dilakukan pihak pasar, dinas, dan swasta terkait relokasi pasar dan beritanya dimuat pada 10 Februari 2015, sekitar tiga bulan yang lalu. Untuk mengingat-ingat aku minta izin motret potongan koran itu.

Dapet informasi tersebut aku jadi inget KDrama Pinocchio yang cerita awalnya juga tentang kebakaran, hahahaa....

Di rumah itu kami masih ngobrol panjang lebar terkait kebakaran yang melanda Pasar Lembang tersebut. Bu Ari ini ternyata sedang hamil hampir 9 bulan dan ketika kebakaran terjadi dia memang sedang berada di kiosnya, suaminya masih bekerja di PLN. Dia pun ngangkat-angkat sendiri barang-barang dagangannya. Subhanallah, kuat bangetlah Bu Ari ini! Aku terharu :")

Itulah yang aku nggak nyangka bakal terjadi hari ini, bakal dapet narasumber yang luar biasa walaupun mungkin bukan saksi kunci. Tapi setidaknya dia ngasih petunjuk bahwa mungkin kebakaran ini terjadi karena kesengajaan. Hal itu belum sempat aku konfirmasi ke pihak terkait. Tadi sempat wawancara Kadisperindag, tapi nggak sempat menanyakan soal sabotase tersebut karena udah diusir sama karyawannya :(

So This Is Journalist

Apa yang terjadi hari ini bener-bener aku rasain banget yang namanya perjuangan seorang jurnalis di medan kejadian perkara. Aku harus berkuat-kuat terpapar asap sisa kebakaran plus asap-asap rokok yang dihisap oleh para petugas kepolisian maupun warga yang nontonin tuh TKP. Aku harus kuat-kuat berbecek-becek yang walau pada akhirnya kakiku kejeblos juga ke dalem lumpur yang walhasil bikin kaos kakiku kotor huhuuu.. Aku harus kuat-kuat menahan kebelet pipis karena susah cari toilet di TKP, aku harus kuat juga menahan lapar karena emang tadi sebelum berangkat perut cuma diisi air putih dan ketan putih. Aku harus kuat-kuat mencium bau-bau tak sedap sisa kebakaran.

Kaki kejeblos lumpur...

Beruntungnya tadi cuaca cukup cerah dan nggak panas, TKP juga berlokasi di daerah yang dingin jadi aku nggak perlu bercucuran keringat. Sejujurnya aku juga nggak mandi sih pas berangkat tadi. Aku cabut dari TKP sekitar jam 11 karena udah nggak nyaman, badan udah lemes banget jadi aku putuskan untuk pulang. Ini adalah liputanku yang paling seru dan paling cepat! Maksudnya aku bisa pulang pagi gitu hueuehehee.. biasanya pulang jam 3 atau 4 sore.

Lebih serunya lagi adalah ketika ngobrol dengan orang-orang di sana yang ramah dan baik hati. Ketika aku berpapasan sama pak Camat Lembang dan minta wawancara, beliau menolak dengan sangat halus dan sopan, mau pula dimintai nomor hape. Udah gitu ketika wawancara ibu Kadisperindag, kupikir beliau nggak mau dimintai keterangan dan jutek, ternyata pas wawancara ibunya menjawab dengan senyum dan sabar :")

Selain itu, dengan predikat sebagai "JURNALIS" memang kami diberi kemudahan untuk bisa masuk ke TKP. Ketika proses pendinginan berlangsung, warga yang menonton dijaga ketat oleh polisi. Ketika aku hendak menembus polisi, sempet ditanya sama polisinya "Mau kemana, Mbak?" dan aku jawab "Ini teh, wartawan.." dan aku langsung dipersilakan masuk ke TKP. Waaaaahhh....

Dari kejadian hari ini juga aku merasa sangat bersyukur bisa dapat banyak pengetahuan baru, memahami tentang musibah, memahami tentang kesedihan, kepanikan, dan kekhawatiran. Awalnya memang bete karena penugasannya dikasih dadakan, tapi setelah dijalanin ternyata........ duh sampe speechless :")

Jadi... begitulah keseharian jurnalis pada umumnya. Satu kata buat hari ini: seru!

Masih banyak cerita liputan lainnya, tapi ini yang paling berkesan.
Semoga besok juga menjadi hari yang baik dan menyenangkan. S.E.M.A.N.G.A.T!!!

Comments

Popular posts from this blog

Guruku "tersayang" wkwkwk...

[Apresiasi Buku] Korean Cool: Di Balik Drama Reply 1988 sampai SMTown Paris 2012

Gadis Rantau #2: Antara Tempat Tidur dan Kamar Mandi