..persembahan..




Akhirnya....

Hai, ini untukmu yang di sana..
Apa kabarmu? Apakah kau merindukanku? Akankah kau bertanya kabarku saat kita berjumpa nanti?
Tak perlu kau mengkhawatirkanku juga memikirkanku, yang ingin aku tahu hanya kau.
Aku ingin memastikan kau masih dengan senyum yang sama, tawa yang sama, dan semangat yang sama. Dan bagaimana perjuanganmu? Kau pasti tengah mati-matian kembali ke titik awal untuk menggapai apa yang ada dalam pikiranmu hingga saat ini.

Hai, aku ingin bercerita tentang banyak hal yang terjadi di sini, sejak pertama aku menginjakkan kaki di tempatku sekarang. Di sini jelas berbeda dengan tempat kita. Tinggal di tanah suku berbeda memang tidak mudah, kita harus beradaptasi dengan budaya mereka, bahasa mereka, dan pola hidup mereka. Bahasa kami jelas berbeda pula sehingga di sini pun aku tidak hanya belajar tentang studi yang aku geluti saat ini melainkan juga belajar tentang budaya baru. Menyenangkan sekali bisa bertukar kebudayaan dengan masyarakat asli di sini meski sebenarnya kita masih dalam satu pulau, satu negara. Tak jarang aku diajak berbicara menggunakan bahasa mereka dan aku hanya berkata "Hah? Apa?" dengan senyum malu-malu karena tak mengerti :)

Aku berjumpa dengan orang-orang yang lebih beragam di sini. Teman-teman baruku di sini berasal dari berbagai penjuru kota di Indonesia dan tentu saja juga dengan kebiasaan berbicara yang berbeda. Seperti yang kita berdua tahu bahwa di kota kita terkenal dengan kesopanan bicaranya. Namun, tahukah kau? Begitu aku di sini, banyak kutemui mereka mengatakan kata-kata yang kurang enak didengar yang tidak biasa kudengar pula. Tapi ini juga menjadi satu bagian dari pelajaranku :)
Meski begitu, teman-teman baruku di sini cukup menyenangkan. Mereka ramai, penuh canda.. seperti kita waktu itu :) Walau begitu, mereka tidak seperti kau dan sahabat-sahabat kita lainnya. Yang aku tahu dari kalian, kalian adalah orang-orang yang semangat, bukan seseorang yang melankolis. Ah, betapa aku merindukanmu...

Telah lama kita tidak berjumpa.

Suatu malam, ketika aku hendak terlelap, tiba-tiba aku teringat kau. Ya, hampir enam bulan lamanya kita sama sekali tidak berjumpa. Maafkan aku... sungguh maafkan aku. Aku benar-benar merasa bersalah karena sepertinya aku telah lupa kepadamu, sepertinya aku sombong sekali tidak pernah menghubungimu lewat pesan singkat atau telepon. Teman macam apa aku ini????
Maafkan aku.. aku terlalu asyik dengan kesibukanku di sini.

Akhirnya aku mengingatmu. Bagaimana kabar ibu? Apakah beliau sehat? Aku harap kau tidak pernah putus semangat! Seperti janjimu kala itu, aku ingat betul bagaimana kau benar-benar ingin mempersembahkan sesuatu yang WAH untuk orangtuamu, terutama ibu. Aku pun merasakan kebingungan yang sama ketika kau menceritakan segalanya. Aku merasakan berat yang kau pikul, aku pun sedih... Tapi aku tak ingin kau terus terlarut.

Ah, betapa banyak yang ingin kudengar darimu. Kisahmu selama ini, perjuanganmu sampai saat ini. Aku merindukanmu. Kita harus berjumpa!

Hai, tulisan ini kupersembahkan untukmu...
Aku berusaha untuk memberikan sesuatu yang lebih kepadamu, ini hanyalah sebagian kecil dari itu. Tunggu aku di sana. Aku janji akan mengunjungimu sesampainya aku di sana.

Teruslah semangat!
Aku pun ingin menyaksikanmu meraih impian itu!
Aku akan selalu mendukung dan mendoakanmu di sini...

Kita harus berjumpa!

untuk sahabatku tercinta yang tengah berjuang saat ini....

Comments

Post a Comment

Yuk, share your thought!

Popular posts from this blog

Guruku "tersayang" wkwkwk...

[Apresiasi Buku] Korean Cool: Di Balik Drama Reply 1988 sampai SMTown Paris 2012

Gadis Rantau #2: Antara Tempat Tidur dan Kamar Mandi